Menarik Perhatian Anak (1) : Menjadi Teman Main

Bagi anak ABK yang mempunyai kesulitan dalam berinteraksi dengan pengasuhnya dan cenderung menarik diri, tugas pengasuh adalah secara terus-menerus aktif menarik anak untuk berinteraksi dengannya. Akan tetapi, sebelum berusaha menarik perhatian anak untuk berkomunikasi dengannya, langkah yang harus ditempuh lebih dulu adalah membuat anak menikmati kehadiran kita. 
Apa yang sedang dilakukan anak saat ini? Bagaimana kita menjadi partner main yang menyenangkan baginya? Kesalahan ortu pada umumnya adalah terlalu aktif dan mengarahkan permainan anak. Cukup beradalah di sampingnya, dan amati tanpa terburu-buru. Apakah kita bisa mengerti apa yang sedang dilakukan anak dengan mainannya itu, bagaimana cerita yang sedang berlangsung, atau setidaknya, bagaimana ia mendapat keasyikan dari aktivitas yang sedang dilakukannya? Jadilah pembantunya. Misalnya, ia sedang mendorong lokomotif dengan banyak gerbong, kita bisa ikut membantu meluruskan agar rodanya tidak keluar dari rel;  atau kalau ia sedang menumpuk balok, kita bisa membantu mengambilkan balok-baloknya; kalau ia sedang menjalankan mobilnya, kita bisa membuatkan terowongan dengan tangan kita. Jika anak menerima apa yang kita lakukan, kita bisa perlahan-lahan menjadi lebih aktif. Misalnya, kita ikut menggerakkan mobil yang lain di dekat mobil anak. Berikan ide segar untuk memperkaya cara bermainnya. Misalnya, tawarkan ia untuk memasukkan barang ke dalam bak gerbong keretanya; buatkan ia terowongan dari balok kayu; berikan ia sesuatu yang dapat dimiringkan untuk meluncurkan mobilnya. 

Ortu, secara alami lebih pintar untuk memperluas ide permainan, lebih kreatif menyelesaikan masalah juga, karena orang dewasa mempunyai pengetahuan lebih luas. Manfaatkan hal ini untuk membuat anak senang. Misalnya, anak jengkel karena bonekanya jatuh terus saat duduk di bak/gerbong, kita bisa membantu menata duduknya dengan memakai penyangga, atau kita membantu anak mengaitkan tali di truk dan mobilnya agar truknya bisa pura-pura menarik mobil mogok. 

Bermain tidak harus menggunakan mainan. Misalnya, anak sedang tiduran di kasur, kita bisa menggulingkan guling ke atas badannya (agar ia terlindas guling), atau menutupi badannya dengan selimut, mengajak ia pura-pura tidur. Ketika anak hendak makan snack wafer roll coklat, kita bisa menuangnya di piring kecil lalu memasukkannya ke oven sebentar pura-pura memanggangnya, lalu waktu mengeluarkannya, sambil mencium aroma wafer roll itu, "Hmmm".
Kalau ia sedang tertegun melihat iklan tv bergambar kuman yang ia sukai, kita juga bisa jadi komentator yang asyik. "ehhh ada kuman!! Ini di baju juga ada kuman!" sambil menggelitik badan anak dengan jari-jari kita merayap di bajunya. 
Lakukan apapun untuk membuat ia tersenyum, bahkan tertawa. Jika ia bisa tersenyum karena apa yang Anda lakukan, atau jika ia menggunakan ide Anda, berarti Anda hebat! Satu poin untuk Mama  :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PINTU untuk Anak ABK

Kontak Mata