Kemampuan Intelektual dan Cara Meningkatkan
Kemampuan intelektual adalah yg paling sering dikhawatirkan ortu ABK. Banyak orang menganggap inteligensi adalah kemampuan bawaan yang tidak bisa dimodifikasi banyak oleh lingkungan. Benarkah seperti itu? Untuk menjawabnya, mari kita lihat terlebih dahulu apa yg ada di balik kemampuan berpikir itu.
Kemampuan intelektual/berpikir, garis besarnya adl :
1. Kemampuan menangkap informasi, memahami.
2. Kemampuan mengingat informasi.
3. Kemampuan logika (menghubung2kan bbrp hal), analisis (melihat faktor di balik sebuah fakta), dan menarik kesimpulan.
Kemampuan menangkap informasi seseorang bagus jika ia sigap melihat, mendengar, sigap menangkap apa yg terjadi di lingkungan dgn indera2nya. Kemampuan ini sebagian mmg tergantung pd keakuratan indera2 dlm menerima stimulus (neuron sensorik, mis. kemampuan penglihatan, kemamp mendengarkan bunyi), namun sebenarnya tidak hanya itu, melainkan tergantung jg bagaimana orang dilatih utk mengarahkan fokus indera2nya. Org yg mempunyai telinga baik, jika ia tidak berlatih utk memfokuskan diri pada suara utama yg harus didengar, tentu saja akan melewatkan banyak informasi. Yg terakhir, untuk dapat menangkap informasi dan memahaminya, sering dibutuhkan juga pengetahuan lama. Misalnya, anak yg mendengar ttg cara pembuatan garam dari air laut yg dijemur panas matahari, lebih cepat memahami apabila ia pernah mencicipi air laut yg asin. Informasi yg ditangkap selalu otomatis dihubungkan otak dengan informasi yg berkaitan yg sudah tersimpan sebelumnya di otak.
Kemampuan mengingat informasi, sebenarnya bukan hanya bergantung pd kuat/lemahnya daya ingat (kemampuan memori), melainkan juga tergantung dr kekayaan pengalaman, banyak sedikitnya informasi yg pernah diterima (dengan kata lain, apa yg terisi di dlm memori).
Memori makin kuat bila :
Semakin sering informasi itu muncul, dilihat, didengar. Contoh : kita hafal toko2 apa saja yg ada di jalan yg sering kita lewati.
Semakin sering informasi itu dibutuhkan dan digunakan. Misalnya, orang yg sering menggunakan Microsoft Excel akan lebih hafal cara penggunaannya.
Kemampuan logika, tergantung pada bagaimana orang terbiasa melihat hubungan antara berbagai hal. Misal : rasa dingin dan pintu terbuka (Jika pintu dibuka, maka udara lebih dingin). Kemampuan logika, walaupun sepintas tampak sbg kecepatan berpikir (shg biasa dianggap org sbg bawaan), jika kita telusuri, tergantung juga pada pengalaman (apa yg pernah dilihat, apa yg pernah didengar, apa yg pernah dirasakan).
Misal, seorang anak perempuan dipukul temannya di punggung dengan penghapus papan tulis, ia seketika langsung berusaha mengusap punggungnya, ingin melihat bajunya apakah kotor kena noda spidol. Bagus sekali reaksi anak ini, karena walaupun ia tidak melihat punggungnya, ia tahu bahwa tindakan temannya bisa membuat noda jiplakan penghapus di bajunya. Bagaimana bisa ia menghubungkan scr logis hal2 ini (dipukul di punggung dgn penghapus dan noda baju)? Jawabnya adalah karena dia pernah melihat kotornya penghapus (penghapus begitu hitam dgn sisa spidol), atau ia pernah melihat penghapus sering meninggalkan noda jika ditepukkan. Jadi, lagi-lagi, faktor pengalaman sangat berpengaruh.
Bagaimana agar anak mudah menangkap kaitan2 antara hal2 ketika ia melihatnya? Jawabnya adalah dengan mengupayakan ia berkonsentrasi pada apa yg bisa dilihat, didengar, dirasakan di lingkungannya. Misalnya, bagaimana anak yg melihat kaitan antara pintu terbuka dengan udara dingin? Tentu saja ia harus melihat pintu terbuka. Jika kejadian pintu terbuka tidak dilihat olehnya, maka ia tidak bisa menangkap kaitan antara pintu terbuka dengan udara menjadi lebih dingin.
Semakin banyak kaitan2 fakta seperti ini yg dialami anak, semakin bagus kemampuan berpikir logisnya.
Yg terakhir, akan jauh lebih baik lagi jika ortu banyak2 berkomunikasi dengan anak. Mayoritas sebagian besar komunikasi verbal kita adalah menghubungkan 2 hal secara logis. Contoh :
Ayo makan dulu, biar nanti di sekolah nggak lapar.
(Waktu memandikan anak) Pintunya ditutup, biar nggak dingin.
Aduh, airnya kepanasan... tambah air dingin ya...
Dingin ya, kamu jadi menggigil.
Kamu sukanya susu coklat ya, kalau mama lebih suka susu stroberi.
Semua pembicaraan orang dewasa adalah pembicaraan yg logis, berkaitan antara satu klausa dgn klausa lain, satu kalimat dengan kalimat lain. Begitu pula dalam komunikasi timbal balik dengan orang lain, selalu nyambung dengan apa yg dikatakan orang lain (tidak tiba2 beralih topik yg nggak nyambung).
Jadi, kesimpulannya, kemampuan berpikir adalah kemampuan yg bisa dipelajari, bisa ditingkatkan berdasarkan kekayaan pengalaman, asalkan kita sudah memperbaiki scr optimal kemampuan input (penerimaan stimulus) anak terlebih dahulu.
Komentar
Posting Komentar